Entah kebetulan, entah dipas-pasin, Archipelago Day tahun ini ketepatan Hari Pahlawan. Ngga ada upacara; hanya kumpul sebentar di aula untuk pembukaan acara lalu para orangtua langsung ke kelas anaknya.
Yep. Kalo tahun lalu aktivitas Archipelago Day berpusat di aula, tahun ini aktivitasnya tersebar di kelas masing-masing.
Kelas didekorasi berbagai pernak-pernik berbau daerah tertentu. Kelasnya M kebagian Nusa Tenggara Timur. Jadi, ada displai komodo, miniatur sasando, kain tenun, dll. We, the parents, pun saweran makanan khas dari sana.
M dan temen-temennya juga nampilin puisi, presentasi, nyanyi, dan nari. M sendiri kebagian baca puisi bersama dua temennya, selain nyanyi dan nari sekelas.
By the way, di kelas M ada tamu istimewa, yaitu pemain sasando yang jauh-jauh datang dari Rote. Namanya Djitron Pah.
Dasar anak-anak, lebih demen usil ngutak ngatik alat musiknya ketimbang kenalan dengan sang master sasando. Padahal sesungguhnya ini kesempatan langka untuk belajar langsung dengan seorang yang ahli membuat sasando, selain ahli memainkan sasando.
Kelar penampilan, anak-anak dan orangtua makan bersama. Lumayan kan nyicip sei (babi apa sapi ya?), jagung bose, dan macamlah itu.
Dilanjut tur ke kelas lain. Ceritanya mau ngerasain beragam kekayaan nusantara. Cuman rasanya kok over crowded amat yak. Alhasil cuma ikut ngunjungi kelas preschool – itu pun cuma sebagian; sisanya skip.
Sebagai penutup acara, anak-orangtua-guru kumpul lagi di aula dan halaman playground, lalu sama-sama goyang Gemu Famire.